Senarai

Hidup adalah keteguhan tekad, bukan apa yang diberikan oleh kehidupan tapi apa yang dapat kita berikan untuk kehidupan, bukan kesulitan kita tapi bagaimana kita mengatasi kesulitan kita.
Share |

Kamis, 21 Oktober 2010

Belajar dari Pengalaman

Blog ini mungkin ibarat buku harian keduaku. Setiap kejadian baik yang menyenangkan, mengharukan, menyedihkan, bahkan mengesalkan semuanya aku tulis disini. Sudah kurang lebih 60 postingan kalo nggak salah. Belum terlalu banyak memang, tapi lumayanlah buat penulis amatir kayak saya. Well, hari ini aku mo tulis seperti biasa, pengalaman hidup yang menurut saya berarti dan patut saya ingat terus menerus sampai saya tua kelak. Pengalaman ini baru tadi pagi saya alami. Awalnya saya malas menceritakanya disini, seolah-olah saya membongkar aib sendiri. But I have to share what I get, semoga ini bermanfaat.
Hari ini adalah hari jum'at. Seperti biasanya saya berangkat ke sekolah pagi-pagi setelah sarapan. Waktu naik angkot tak ada masalah, tak ada feeling apapun apalagi perasaan buruk. semua berjalan flat saja. Namun bel tanda masuk berbunyi barulah dapet feeling aneh. Ada perasaan panas seluruh badan. Namun, dari keseluruhan badan, muka saya terasa lebih panas. Awalnya aku merasa ini hanya panas biasa, mungkin aku agak demam hari ini. Tapi ya sudahlah, biarkan saja.
Seperti pada hari jum'at-jum'at sebelumnya, kebiasaan disekolah ku adalah mengadakan acara mengaji Yaasin secara serempak dengan dibantu sound system yang telah terpasang disetiap kelas. Pak Encep memimpin mengaji melalui microphone yang ada di kantor. Sebelum saya teruskan ceritanya akan lebih baik akan saya ceritakan tentang seseorang atau lebih tepatnya guru PAI saya yang bernama Pak Nasirudin. Saya akui kesungguhannya dalam mendidik kami sebagai siswa. Sebagai guru agama dia memang tegas, disiplin dan perhatian terhadap muridnya. Namun, sayang sekali sikap tegasnya juga dilengkapi dengan sikap "ringan tangan" yang menurut saya berlebihan. Ini asli. Apabila tidak percaya silahkan anda datang ke sekolah saya dan tanyakan hal itu pada setiap murid di sekolah ini. Mungkin sudah ratusan pipi yang pernah merah oleh tangannya. Bahkan dia mendapatkan julukan si tangan chidori ( chidori : salahsatu jurus andalan Sasuke dalam kartun Naruto).
Nah, kita sambung lagi dengan cerita awal. Pada saat kegiatan mengaji Yaasin  mulai saya duduk di kursi dan mulai mengikuti lantunan suara Pak Encep di sound. Kebetulan alhamdulillah saya sudah hafal dengan surat Yasiin ini, jadi saya tak usah repot-repot bawa yasin terjemahan seperti temen-temen yang lainnya. Nah disini lah insiden itu terjadi. Pada saat pertengahan surat, ketika sedang asyik-asyiknya mengaji tiba-tiba temenku Imam manggil. "Pul, sini dulu!!" katanya
awalnya saya enggan keluar bangku, karena saya lagi nanggung mengaji. Tapi karena si Imamnya tetep maksa akhirnya saya samperin si Imam di bangku depan.
Dan tepat ketika saya didepan secara tiba-tiba di jendela terlihat Mr. Nasir sedang memergoki saya keluar bangku. "Mampus...!!!" pikirku.
Secepat kilat saya lari ke bangku awal dan berharap dia pergi. Temen-temenku yang lainnya yang awalnya nggak ikut ngaji juga langsung beraksi acting dengan pura-pura mengaji. Meleset. Ternyata dia masuk dengan tatapan singa nya. Perasaanku makin makin nggak karuan. Dan . . . .

PLLAAKK....!!!!

Satu tamparan aduhai mendarat di pipi si Dea. Bayangin, bahkan seorang perempuan pun tak segan dia tampar. Benar-benar kelewatan. Ternyata belum berakhir. Dia berjalan menuju ke deretan bangku di belakang. "Haduh...mampus aku kali ini" pikirku.
Dan benar saja. Dia menuju kesini ke arahku dimana aku duduk. Aku tarik nafas dan memusatkanya di seluruh bagian muka. Tanpa memberi ampun, dan........

PLLAAKK....!!!!


"HOLYSH**T.......!!!!" jeritku dalam hati
Ingin rasanya ku gampar balik tuh orang. Bener-bener nggak punya rasa kasihan, padahal kan dia guru agama. Sebenernya saya berani, kalau mau bakalan saya timpuk lagi tu orang. Tapi resiko yang bakal diambil terlalu berbahaya. Resiko dikeluarkan akan sangat mungkin diberikan, apalagi dia adalah salahsatu guru senior disini. Kuurungkan niatku dan hanya bisa bersabar dan menerima kepada yang maha kuasa. Semoga dengan kejadian ini saya dapat hikmah dan manfaat yang dapat diambil nantinya. Semoga dia akan menjadi guru yang terbaik nantinya. Semoga.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...