
Fakta membuktikan bahwa di era Nurdin halid Timnas Indonesia belum pernah sekalipun meraih gelar di area regional. Satu-satu nya piala yang didapatkan adalah piala kemerdekaan, itupun diraih dengan sangat "aneh". Pada waktu itu Indonesia vs Libya, pada babak I Indonesia ketinggalan 1-0. Menjelang babak II terdapat insiden pemukulan yg melibatkan ofisial Indonesia terhadap pelatih Libya dan simsalabim....Libya akhirnya walkout di babak II dan Indonesia menang. Hanya itu. sisanya nol besar.
Borok-borok PSSI yang lainnya saya yakin masih banyak dan tidak bisa saya sebutkan disini. Mulai dari penyalahgunaan dana APBD, pengaturan skor, dan lainnya. Nah, dengan adanya LPI PSSI mungkin agak merasa terancam. Mereka takut kalah populer dibandingkan LPI. Akhirnya mereka men-judge LPI dengan berbagai cap - cap kotor.
Publik sepakbola Indonesia merindukan sepakbola yang profesional dan bersih dari KKN. Kami merindukan sepakbola yang sportif, bermutu, bebas pengaturan skor, aman dan tidak rusuh. Ketika ada orang yang menyadari keadaan sepakbola kita yang borok dan dia ingin memperbaikinya maka janganlah kita larang. PSSI dalam hal ini seharusnya bisa merangkul LPI malah bukan sebaliknya. Saya yakin apabila LPI bagus pada akhirnya PSSI juga lah yang meraup hasilnya. Timnas yang bagus dihasilkan dari kompetesi yang berkualitas. Cita-cita LPI patutlah kita dukung sepenuhnya agar sepak bola Indonesia tambah maju, bebas APBN, dan menghasilkan tim-tim hebat yang dapat mengantarkan sepak bola Indonesia ke Piala dunia. Maka mari kita dukung LPI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar