Senarai

Hidup adalah keteguhan tekad, bukan apa yang diberikan oleh kehidupan tapi apa yang dapat kita berikan untuk kehidupan, bukan kesulitan kita tapi bagaimana kita mengatasi kesulitan kita.
Share |

Selasa, 24 Agustus 2010

Mohon Maaf

Suatu hari datanglah seorang pria ke hadapan seorang Bijak."Guru, saya mempunyai banyak dosa. Saya telah memfitnah, membohongi, dan
menggosipkan orang lain dengan hal buruk. Kini saya menyesal dan ingin memohon maaf lahir dan batin. Bagaimana caranya agar Tuhan mengampuni semua kesalahan saya?"
Sang Bijak berkata, "Ambilan bantal di tempat tidurku. Bawalah ke alunalun kota. Di sana, bukalah bantal itu sampai bulu-bulu ayam dan kapas
didalamnya keluar tertiup angin. Itulah bentuk hukuman atas kata-kata jahat yang telah keluar dari mulutmu."
Meski kebingungan, toh akhirnya ia menjalani "hukuman" yang diperintahkan kepadanya. Di alun-alun ia membuka bantal dan dalam
sekejap bulu ayam dan kapas beterbangan tertiup angin.
Setelah selesai, ia kembali menghadap sang Bijak. "Saya telah melakukan apa yang Guru perintahkan. Apakah kini saya sudah diampuni?"
Jawab sang Bijak, "Kamu belum dapat pengampunan. Kamu baru menjalankan separuh tugasmu. Kini, kembalilah ke alun-alun dan
pungutlah kembali bulu-bulu ayam yang tadi beterbangan tertiup angin."
Renungan:
Tidak peduli berapa kali kita memohon maaf. kata-kata yang pernah keluar dari mulut kita akan menggema selamanya. Memang, sebuah permintaan
maaf di hari yang fitri ini bisa mengobati banyak hal. Namun, agaknya kita juga harus mengingat, bahwa semua itu tak akan ada artinya, saat kita
mengulangi kesalahan itu kembali.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...