Senarai

Hidup adalah keteguhan tekad, bukan apa yang diberikan oleh kehidupan tapi apa yang dapat kita berikan untuk kehidupan, bukan kesulitan kita tapi bagaimana kita mengatasi kesulitan kita.
Share |

Kamis, 24 Februari 2011

Sudahlah, Bang Nurdin

Melihat berita di TV maupun media informasi lainnya sekarang ini Indonesia sedang ramai masalah PSSI. Kisruh sepak bola Indonesia seperti tidak ada habisnya. Ini sangat disayangkan mengingat kita adalah negara fanatik sepakbola urutan ke-3 dunia. Sebetulnya fakta ini bisa dimanfaatkan bagi industri sepakbola Indonesia apabila digarap secara profesional dan dengan orang yang profesional pula. Kembali ke laptop (Tukul bukan empat mata), kali ini giliran soal kepemimpinan PSSI menjadi polemik.

Semula dengan adanya Kongres Nasional yang sudah dilakukan PSSI muncul harapan tinggi akan adanya perubahan berarti di dalam tubuh PSSI. Nurdin Halid selama ini dianggap tidak berhasil membangun Timnas yang berprestasi. Malah yang paling lucu adalah tentang Bidding Indonesia untuk mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia. Ini seolah - olah menutupi kegagalannya selama ini. Padahal kalau kita mau jujur, jangankan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, untuk membangun stadion skala internasional saja kita belum mampu.

Harapan muncul ketika ada 4 calon ketua PSSI yang maju. Dari keempat orang tersebut terdapat dua nama yang sebenarnya diharapkan terpilih, yaitu George Toisutta dan Arifin Panigoro. Kedua orang ini dipercaya mampu memperbaiki sepakbola tanah air karena sudah lama berkecimplung di ranah sepakbola. Arifin Panigoro sendiri adalah pendiri Liga Primer Indonesia yang merupakan liga profesional pertama di Indonesia.
Namun hal aneh kembali terjadi, keduanya (Arifin Panigoro dan George Toisutta) diCORET dari pencalonan dengan alasan yang sangat tidak realistis. Keduanya dianggap tidak memenuhi kualifikasi oleh badan verfikasi. Yang lolos cuma 2 orang yakni Nurdin Halid dan Bakrie. Aneh kan, mana ada ketua PSSI adalah NAPI??

Secara tiba-tiba sepakbola bisa masuk ke ranah politik. Ada indikasi kuat ini demi mengabadikan status quo-nya di kursi kepemimpinan. Kongres Nasional dijadikan media untuk kampanye yang sebelumnya ditampiknya. Belum lagi masalah penggelapan uang tiket AFF, lalu kasus suap, halah....Sudahlah Nurdin, cukup sudah penderitaan kami pecintas sepakbola karena ulahmu. Turunlah, sudah saatnya kamu berpikir untuk kemajuan. Kami sudah muak, kami rindu Timnas Tangguh.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...