Senarai

Hidup adalah keteguhan tekad, bukan apa yang diberikan oleh kehidupan tapi apa yang dapat kita berikan untuk kehidupan, bukan kesulitan kita tapi bagaimana kita mengatasi kesulitan kita.
Share |

Selasa, 30 November 2010

Mari tukar hati kita

Secara tidak sengaja tadi subuh saya melihat salahsatu acara di televisi yang berisi siraman rohani. Disana ada 2 orang, sebagai host dan sebagai narasumber (ustad). Sedang penontonnya adalah para ibu-ibu yang terdiri dari beberapa kelompok. Tema yang dibawakan tadi pagi adalah tentang mimpi. Ustad menerangkan banyak hal tentang mitos-mitos mimpi dan segala hal disekitarnya.

Namun, yang menarik perhatian saya adalah pada saat sesi tanya jawab melalui telepon. Salahsatu penanya namanya saya kurang begitu hafal namun dia berasal dari Mojokerto, bertanya kepada sang ustad: "Pak ustad, akhir-akhir ini usaha saya sedang dalam masa sulit. Penghasilan saya jadi tidak menentu, dan saya sangat merasa tertekan. Nah, beberapa malam ini saya sering bermimpi didatangi mertua saya yang sudah lama meninggal. Mertua saya (dalam mimpi) selalu mengatakan kepada saya untuk menjual rumah yang sekarang saya tinggali. Dulu, rumah ini memang milik mertua saya namun telah diwariskan kepada saya dan istri. Bagaimana pendapat ustad, apa rumah ini harus saya jual? Apakah mertua saya itu tidak menyukai saya dulunya? sekian, terima kasih".

Semula saya mengira jawaban ustad akan biasa saja, namun ternyata lain. Jawabannya kira-kira seperti ini : "Bapak yang baik, sesungguhnya Mertua anda itu tidak lah membenci anda. Malah perlu anda ketahui bahwasannya dia begitu menyayangi anda dan senantiasa mendo'akan bapak dan istri bapak. Bagaimana saya mengetahui itu? tiada lain dari mimpi anda sendiri.

Sesungguhnya orang yang sudah meninggal tidak akan pernah kembali lagi ke bumi apalagi menemui anda. Mimpi yang anda alami adalah perwujudan dari doa yang dipanjatkan mertua anda. Suruhan untuk menjual rumah itu memiliki makna lain yang tersembunyi. Di dalam bahasa arab Menjual adalah بيع yang berarti Menukar. Jadi, makna sebenarnya dari ungkapan Menjual Rumah itu bukan berarti menjual rumah beneran melainkan "Menukar hati anda, hati anda adalah rumah anda. Anda harus menukar hati anda menjadi pribadi yang lebih kuat dalam menghadapi segala sesuatu. Anda harus lebih giat dan rajin lagi dalam mencari nafkah, jangan bermental tahu". kata sang ustad dengan mantap.
Maka dari itu, mari kita introspeksi diri kita. Apakah hati kita sudah kuat? mampukah kita menghadapi segala cobaan kehidupan yang datang menerpa bertubi-tubi? mampukah?
jawabannya ada di hati anda. Jika belum, yuk kita sama-sama berusaha memperbaiki mental kita.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...